Kota surabaya di tahun 2010 ini banyak berubah. berbeda dengan tahun 2000 ketika papabonbon awal bekerja dulu, dan berbeda pula dengan tahun 2007 awal kepindahan papabonbon dari Jkt.
Pentax MZ-7 + Lucky SHD 100
Surabaya makin ramah dan memanusiakan penduduknya. Kalau teman teman melihat posting saya sebelumnya di sini yang terlihat di sana adalah taman. Ya, taman kota dibangun di banyak penjuru kota. lengkap dengan sarana bermain anak. kota surabaya menjadi hijau dan menyenangkan. pedestriannya juga dibangun dengan baik. jalan jalan sore di surabaya, ketika matahari tidak lagi terik dan membakar kulit, sepertinya oke juga. asik. mengingatkan pada lagu lama, “rek ayo rek … mlaku mlaku nang Tunjungan ….”. hehehe 😀
Pentax MZ-7 + Lucky SHD 100 + Canoscan 4400f mode greyscale di scan ke color
Kegiatan budaya, kendati di kota industri dan dagang juga dicoba disemarakkan. selama ini kan kota budaya adalah Bandoeng dan Ngayogyakarta hadiningrat. Kota sibuk macam Djakarta dan Soerabaja sulit melahirkan seniman yang mengakar dari budaya masyarakatnya. Yah, di Sby kita kenal ludruk dan parikan. Sekarang ini sulit tapinya melihat tunas tunas generasi penerus. Toh, di sudut sudut kota seni ini terus dikembang biakkan dari yang lokalan, yang seringkali mengambil tempat di gedung kesenian cak Durasim ataupun di Balai Pemuda, maupun pusat budaya asing seperti Goethe Institute dan CCCL. juga di kampus kampus yang mengembangkan teaternya.
nikon F80 + Kodak Color 200
mungkin pengembangan kegiatan berkesenian di Serbeje ini meniru konsep seperti Broadway di NY. kota ramai, dimana orang sibuk dengan aktivitas bisnis, tapi seni kontemporer terus tumbuh kembang, dan survive dengan baik.
Hobi baru di dunia fotografi juga turun menghempas kota ini. Sampai tahun 2008, pemilik DSLR tidak banyak. Masuk 2009, anak fakultas kedokteran yang terkenal serius sudah banyak yang punya kamera segede gaban. acara kampus bikin lomba fotografi di kalangan mahasiswa sudah tidak heran lagi. tahun 2010 ini booming. Oktagon buka Oktarent di Surabaya, Canon buka service centrenya, ada orang yang buka toko kamera khusus merk tertentu, Gudang Kamera misalnya, khusus jual Nikon. Sudah berbeda konsepnya dengan toko peralatan fotografi tradisional yang menjual semua jenis sekaligus. Seperti toko Apollo, Sumber Bahagia, Sinar Bahagia, Aurora, yg sama sama buka di sekitaran jl. Kramat Gantung dan dekat J.W Marriot.
Hunting bareng ? Yang seperti apa sih ?
nikon F80 + Kodak Color 200
ilustrasi di atas cukup menjelaskan makhluk bernama hunting, bukan ? diambil dari dokumentasi hunting bareng analogers surabaya di lanud Djuanda.
Lho, ternyata pertanyaannya, apa bedanya dengan yang digital. hihihi … maklum jepretnya pakai film warna. keliatan kurang jadoel. kalau yang ini bagaimana ? 😀
olympus mju ii + lucky shd 100 @ st. gubeng