Sate Hadori-Stasiun Bandung

Minggu 29 Juni 2008. Begitu menginjakkan kaki di Bandara Husein Sastranegara Bandung.  Langsung minta tolong pak taksi untuk mengantarkan ke stasiun.  Tujuannya jelas, sate hadori nomer satu dan selanjutnya check tiket kereta.

ini sate hadori benar benar lembut dagingnya.  benar, untuk urusan kelembutan daging, hadori yang nomer satu. Nggak ada duanya. Datang dengan dua bumbu, kecap dan kacang.  bukan bumbu kacang dengan petisnya yang ala sate madura, jadi kurang sesuai dengan lidah papabonbon, tapi perlu disampaikan dua hal :

  1. bumbu kecapnya yang ditaburi porongan cabai dan irisan bawang merah, rupanya pakai saus inggris, karena serasa semriwing seperti menthol begitu
  2. bumbu kacangnya asin dan encer. jumlahnya tidak banyak.  jadi benar benar andalannya adalah di daging yang harus, dan lembut.
  3. pemakaian bumbu dianjurkan mencampur bumbu kecap dan kacangnya.  bisa meningkatkan rasa dagingnya naik satu tingkat lagi.  jadi makin tajam di lidah, rasa manis, lembut, segar.  mantap betul …. 🙂

 

kerusakan : sate – 13.000.  kalau lengkap sate, gule, nasi, dan minum es jeuk jadinya 40 rb.[mahalllll ….. usul papabonbon, beli satenya di bungkus saja hahahahahah …..]

baca juga :

Soto Tauto Pekalongan

foto diambil dari sini 

Sabtu sore, dua cowok jomblo tidak terawat datang ke Tebet.  Tujuannya ngilangin stress dengan cara makan soto tauto pekalongan. Maklum, khaidar, pak ojeknya adalah cah Pekalongan asli.  Jadi berhak donk menunjukkan makanan kebanggaan daerahnya.  Ternyata bener bener deh, tauto itu singkatan tauco soto.  Jadi citarasanya adalah kuah tauco yang manis gurih.  Citarasa kuahnya agak mengingatkan pada toge goreng ala bogor.  Sotonya sendiri banyak sounnya – jadi ingat soto padang.  Kuahnya segar dan tidak berat. Namun terasa powerfull dan berempah, tapi tidak magtiig.  Kesan saya seperti soto tangkar betawi ditambahi kuah tauco.  Mantap benar ….

 

Versi asli dari soto tauto menggunakan daging kerbau.  Untuk tauto nino kita ini, menggunakan daging sapi.  potongan dagingnya banyak dan generous sekali.  dagingnya juga cukup lembut dan empuk.  Bisa hadir menyatu dengan kuah soto tautonya.  Nyam nyam deh.

 

Soto dihadirkan bersama pilihan nasi atau lontong.  Lontongnya versi lontong daun, harum baunya.   Ada plihan bermacam lauk juga di sini.  Selain soto tauto, juga ada nasi megana, telur asin bakar asli brebes, mendoan, tahu brontak.  Tehnya juga ada banyak pilihan, dari teh lokal seperti teh poctji, teh tong tji, sampai yang import semacam teh dilmah, earl grey, oolong, dan banyak lagi.

 

Kerusakan : Rp 12.000

 

Lokasi yang dituju :

Tauto Pekalongan Nino

Jl. Tebet Timur Dalam Raya No. 3, JakSel

Tel. 021-829-7772

 

Yang pasti restoran ini penataannya rumahan dan pernak perniknya istimewa.  berbagai souvenir bergaya lama khas pekalongan, foto kota tua pekalongan, foto para bupati dipajang juga, bahkan ada beberapa sepeda onthel dan becak dipasang semarak sekali.  souvenir ukiran wayang golek para punakawan juga menghiasi dinding resto.  begitu juga koleksi teh yang banyak macamnya.  buat yang kangen suasana pekalongan, mari mampir ke mari.

 

baca juga :

  1. http://anied.blogspot.com/2007/08/tauto-soto-pekalongan.html
  2. http://www.mail-archive.com/bango-mania@yahoogroups.com/msg01232.html

WisataSurabaya – Jalansutra – Dua Komunitas Yang Berbeda

Ada debatan seru.  Gara gara milis jalansutra.

dari oom Hilman
Semua di sini meyakini bahwa “WISATA SURABAYA” dan “JALANSUTRA” adalah dua komunitas yang memang berbeda. *Yang dihindari* adalah asosiasi atau pandangan yang melihat *bahwa WS adalah JS cabang Surabaya* – gue pikir maksud dari wacana yang di-eskalasi Bu Erni serta mas Heru recently adalah kaya gitu. CMIIW.

___

 

Nah, yang ini papabonbon malah baru tahu … :). Sori mori dori friends, secara 2001-2007 saya tinggal di Bekasi dan tahunya hanya jalansutra, pertengahan 2007 baru balik ke surabaya lagi.  Setelah tinggal beberapa lama, mencoba bebek goreng satu demi satu, langkah berikutnya tentu mencari komunitas yang suka jalan jalan dan makan makan di Surabaya sini.  Cari cari teman milis js yg di surabaya di google, ketemunya adalah milis wisatasurabaya. Dilihat nama namanya yang aktif di sana, lho kok anak anak js surabaya banyak yang ngumpul di sini.

Makanya papabonbon terkaget kaget *ampir tersedak* ketika ketika dikomplain menyebut milis ws sebagai js sby. hwarakadah.  Bikin bingung saja.  hehehe …  papabonbon sih gak ngerti apa masalahnya, manut saja lah, secara anak baru gitu lho.  Kebetulan pada saat yang sama di milis jalansutra baru ada warning dari moderator berkaitan penyalahgunaan nama js.

Apalagi selama ini, nama ws tidak pernah disebutkan di milis js. Jadi ngeblank sama sekali tuh ttg komunitas ws ini.  Nama komunitas wisatasurabaya ini tidak pernah terkenal di jagat jalansutra soalnya kalau ada postingan di milis jalansutra tentang surabaya kan menyebutkannya selalu aktivitas js-surabaya.   Papabonbon kok ndak pernah terlintas informasi kalau kegiatannya dilakukan oleh komunitas WisataSurabaya.  Tak Kenal Maka Tak Sayang … :p

Lebih kaget lagi setelah sekarang ini diberitahu kalau ini dua komunitas yang berbeda. Oooo, mulut papabonbon membentuk O guedhe banget, dan makin gede aja ooo nya.   Dan hanya geleng geleng kepala.  Cuma bisa menertawakan diri sendiri.  Olala, gitu toh. Baru paham ane …. Ccckkk. Kemana ajah nih selama ini …  🙂  hyahahaha …

Pusing amat dengan identitas tahunya yah ….  malah ada member milis yang ngomel ngomel dan sumpah serapah ndak karuan. *nggak ditambilkan di sini … husss huss husss .. sensor * Au ach, gelap.  Pusing kali … 🙂

baca juga :

 

 

 

Habis Makan di bu Sup, helm Takachi-ku Hilang !

Niatnya kemarin wisata kuliner.  Menurut teman kantor yang sudah biasa entertainment klien, dan teman teman wisata surabaya yang mampir di FJB – Festival Jajanan Bango Nusantara, rawon bu Sup ini unggulan.  Nah, sudah beberapa lama, papabonbon melirik warung bu Sup yang lokasinya persis seberangnya hotel Majapahit, di sisi yang sama [terpisah pertigaan] dengan tunjungan plaza.

ini bukan gambar rawon bu sup sih, tapi buat ilustrasi saja.  gambar berasal dari sini

kemarin makan rawon di sana, dengan menambah paru goreng.  Puas banget, maknyuss banget, bikin ngecezz.  Rawonnya bu sup ini benar benar hitam, full dengan khuwek.  Kuah kaldo daging yang kental, tapi tetap segar.  Tidak magtig.  Daging rawonnya juga banyakkkk bener.  Puas deh makannya, niat hati malah mau nambah nasi tuh hehehe 🙂 

Dagingnya kendati banyak, dia tidak seperti rawon biasa yang seringkali malah full lemak.  Bu sup ini rawonnya dominan di daging.  Dan daging yang dipakai ini pengolahannya bagus, terbukti daging rawonan yang bercampur urat dan sedikit lemak ini, tidak kotot, tidak keras.  Daging rawon yang dipakainya empuk dan lembut.  Benar benar memanjakan lidah pelanggan …  Hati riang gembira, bertekad suatu saat akan kembali, bersama teman dan anak istri.  🙂  Hohoho .. gagah bener yah …  :p

Makan kenyang, hati gembira.  Pas keluar restonya bu Sup, lihat motor yang diparkir di depan pintu.  lho kok, helmku tidak ada.  Wah, papabonbon panik.  Cialat.  Helm mahal, baru beli bulan kemarin.  Mana lagi bokek.  😦   Helm yang senantiasa digadang gadang, disayang sayang.  Lha kok hilang.  Anjis …   Huhuhu .. helm Takachiku sayang ….  300 rb melayang … 😦  Helm takachi papabonbon yang putih dengan corak abu abu dan biru. 

 

gambar berasal dari sini

Setelah marah marah sama pelayannya selama setengah jam, jalan mondar mandir ke arah TP cari tukang helm, [dan gagal dengan sukses, kagak ketemu gitu lho], trus balik lagi ke Rawon bu Sup sambil merengut, akhirnya pinjem helm ke tukang parkir di toko sepatu bata di seberang jalan.  Gile mek, ini jalan rame banget.  Mana lagi sebel, panas, eh, arus lalu lintas padat dan gnebut semuanya. 

Akhirnya dengan bermodal helm pinjaman, papabonbon cari helm asal asalan 40 rebon di Kedungdoro.  Huh, masih gemes !

sumpah papabonbon :

  1. selalu membawa masuk helm kemanapun pergi … *paranoid mode on*
  2. tidak percaya dengan pengawasan pelayan terhadap pengamanan kendaraan
  3. meletakkan kendaraan di lokasi yang benar benar bisa diawasi langsung [di depan pintu masih bisa kena colong beh .. ampyun ..]

 

 

Romansa Sebuah Kota Tua

ini foto foto lama, waktu awal tahun ini main ke Kediri.  Kita menjelajah kuliner Kediri, terutama yang bertahan hidup sejak jaman nenek mojang.  hehehe 🙂  Silakan dinikmati detail fotonya, antik dan asik aja sih 🙂  [narsis mode on hehehee]

tiga foto diatas adalah soto pojok, yang sudah dikenal dari jaman bokapnya temen masih muda.  lokasi di pojokan pasar, masih mempertahankan piranti lamanya, saya lihat toples toplesnya masih pakai yang dari kaca segede gentong itu.  jadi ingat rumah eyang putri 🙂  telur yang dipakai pun telur ayam kampung.  krupuknya home made, dan ukurannya nggilani 🙂

Kediri sangat terkenal dengan produk tahunya.  jangan salah, ada dua lokasi jalan, yang isinya berderet deret toko yang menjual tahu, semua mengaku asli.  Rata rata memang enak kok, terutama yang berasal dari lokasi yang bukan produsen tahu sejati 🙂  Tapi orang Kediri mengakui, kalau tahu Poo adalah tahu yang nomer wahid.

Ada oleh oleh khas kediri berupa Gethuk Pisang, Stik Tahu dan Tahu Kuning Kediri.  Tapi ada satu senjata rahasia, yang sebenarnya paling maknyuss.  Dia adalah “Keripik Kulit Tahu”.  Fotonya adalah yang ada di atas itu.  bumbu kacangnya untuk cocolan pun maknyuss punya.  Direkomendasikan datang ke Poo ketika pagi hari, jam 10 ke atas sudah kehabisan soalnya.  datanglah sekitar jam 7-8 pagi, setelah dia habis menggoreng.  Hangat, gurih dan kenyalnya tidak bisa dilawan.

Thx mas bedjo, yang sudah memperkenalkan papabonbon dengan wisata kuliner di Kediri.

Rawon Mana yg Paling Enak ?

Teman teman jalansutra surabaya tahun lalu sempat membandingkan 4 rawon enak di surabaya.  Salah satunya yang dipertandingkan waktu itu adalah: rawon setan

Nah, yang dibawah ini adalah rawon setan.  Secara lokasinya dekat – di depannya hotel J.W marriot, dan bukanya warung ndak perlu nunggu jam 11 malam lagi, maka papabonbon malah sudah ke Rawon Setan ini 4 kali.  Sedangkan ke yang lainnya malah belum pernah.  Wakakakkaka 😀  Padahal rawon bu Endang pecahannya rawon setan ini saja malah lebih enak lho.  belum nyoba rawon lain yg direkomendasikan teman teman JS ini sih. 

Oh ya, selain daftar 4 rawon yang disebutkan, ada yang merekomendasikan rawon di restoran Ria.  Lokasinya di jl. Kombes M. Duryat, persis seberangnya hotel cendana.

dan berikut ini hasil review ngadu rawon di milis js.

http://groups.yahoo.com/group/jalansutra/message/59154

Keluarga JS-ku,

Saya punya utang. Gak tanggung-tanggung, setahun lamanya! Maksud saya
utang review. Untuk event adu rawon yang dilaksanakan bulan Desember
kemaren. Tadinya sih kepending, agar hasil scoringnya diitung secara
ilmiah. Ada tabulasinya, ada persentasenya. Sedikiiittt ilmiah gitu lah.
Tapi berhubung food-scientistnya Baca lebih lanjut

Nasi Udang bu Rudy – pedessss maknyusss !

Habis stress karena kehujanan, akhirnya mampir ke gubeng, dekat unair kedokteran, bablas sedikit.  Ketemu juga nasi udang bu rudi yg tersohor itu.  papabonbon beli paket terkecilnya, satu udang dan satu sambal saja.  ndak nyampai 50 rb.  kayaknya masih di 30 rb berapa gitu, sambalnya sendiri cuman 7-8 rb an.

Sampai di rumah, langsung dibuka di depan meja makan.  Nasi panas mengepul bertemankan udang yg digoreng sangat garing [dipresto barangkali ?], kriuk kriuk dan sambal bawang yang yummi dan amat sangat super pedas ….

Sekali makan dengan sambal bawang bu rudi ini habis 3 piring.  dan sambal sebotol itu sendiri tidak bertahan sampai 3 hari.  Die die must try huehehehehe 3x …

Buat yang suka sambel, larilah ke bu Rudy, buat yang suka penyet penyetan dengan rasa pedas yg bikin keringetan, coba try Bu Kris yah.  🙂

kecaman :

udangnya kecil kecil dan terlalu garing, malah kulitnya ikutan juga.  tapi yg sangat membantu mengekskalasi rasanya tuh malah sagon, sambalnya yg super maknyuss, dan srundeng kelapanya.  sagon dan srundengnya hadir bersama sambal.

note :

lain kali beli sambalnya ajah hehehehhe 🙂

Makasar dan Kulinernya [7]

Kapurung …?  yiekkks, itu mah kayak makan lem.  Tapi toh yang bilang begitu mengakui kalau ada sensasi enak ketika kapurung meluncur melewati leher.  Yah, kayak makan lem gitu lah, tapi enak rasanya, plong waktu kapurungnya ditelan .. hehehe 3x.

lihat udangnya, lihat sayur dan jagungnya.  Yummii toh ya … wekekekekeke.  Dan lagi lagi ada jeruk nipis di dalam kuahnya.  Bagaimana ndak seger coba.  🙂  Nah, perhatikan juga Baca lebih lanjut

Makasar dan Kulinernya [5]

Makasar itu kotanya ndak begitu besar, tapi herannya jalanan bisa macet, apalagi kalau hujan.  Dan ada spot tertentu yang selalu ramai kalau malam.  Padahal Makasar kalau malam yaaah, biasanya sudah sepi.  Nah, salah satu spot yang senantiasa ramai yah .. Mie Titi ini …  Lha wong sudah jam 12 malam saja malah nambah ramainya kok hehehehhe 🙂

Mienya seperti bihun, warna coklat, dan garing seperti digoreng.  Model kayak ifumie itu lho, tapinya kecil dan lembut lembut.  diatasnya dituang kuah kental dan daging yang montok dengan irisan yang besar besar.  Rasanya sangat segar karena Baca lebih lanjut

Makasar dan Kulinernya [4]

Kalau ke Makasar dan belum makan coto dan konro.  Ini sih sama saja belum masuk Makasar huehehehhe …  hari pertama papabonbon mendarat di Makasar, langsung mencoba coto di Paraikatte di jalan Pettarani, kalau makan iga bakar yaaa …. jelas larinya ke Karebossi dong !

Menurut kalian foto yang seperti jaman Obelix ini bikin air liur mengalir ndak ?

Nah ini dia fotonya kalau sudah diatas piring.  Hehehehe, yummi, siap untuk disantap .. 🙂

Ayo dong penasaran. 🙂  [hehe 3x promo kok maksa, … lha piye maneh, ini makanan memang die die must try]. Dan kalau sudah kepingin datang, langsung saja ke alamat berikut ini: