Wisata Demo Surabaya

Bulan Maret kemarin, sak Ngindonesia heboh sama kenaikan BBM.  jadilah bulan maret, terutama minggu minggu terakhir jadi ajang demo tiap hari.  papah bonbon, tentu saja nginjer peluang buat jeprat jepretnya. huhuyyyy …. 😀

Buat yang belum kebagian motret bulan maret atau pas April Mop kemarin, ntar bulan Mei ada rame rame Mayday kok.  kenaikan UMR biasanya.  So, tunggu waktu dan liat sikon aja.  Pasti seru !.

Yang ini gaya demo nya hizbut tahrir

 

kalau yang di bawah ini gaya demonya PMII

 

dan ini gaya demonya masyarakat miskin kota

Masjid Sunan Ampel & Ziarah Kubur

Kalau ane sih terus terang nyaris gak pernah ziarah kubur.  Malah kalau di sekolah dan pengajian kampus, ziarah kubur tuh rada rada dianggap aktipitas yang rada “nyelenenh”.  Mosok berdoa ke orang mati.  hehehe :p  lagian kita kan bukan anak laki lakinya langsung, jadi doa kita menurut kaidah agama gak bakalan nyampe juga sih.

So, karena dalam moral ane kegiatan dolan ke kubur leluhur ini gak punya makna ritual babar blas, maka ane bikin anggapan aja kayak semacam acara napak tilas menghormati peranan para leluhur ini dalam menyebarkan agama islam dan merubah masyarakat menuju ke arah kebaikan.  Gue sama sekali gak beritual ria kalau urusannya dengan kubur ini.  Secara doa talkin juga ndak apal.

belakangan karena rumah ane di sby ini dekat sama masjidnya sunan ampel dan makamnya sunan ampel itu juga lokasinya ndak jauh jauh amat dari masjidnya, ane suka iseng dolan ke sana.  baru dua atau tiga kali doang sih selama 4 tahun ini. (gitu kok ngakunya sering, hahaha).

Berhubung sekarang ini hobinya motret, jadi acaranya dolan dolan di sekitar arab street nya, motretin suasana pasar ampel yg khas kearab araban, motretin toko toko yg jual gamis, manik manik, parfum, kurma, motretin gerbang dan orang orang yg lagi ziarah, abis itu dilanjut dengan makan sate dan gulai kambing.  Oh ya, ada beberapa rumah makan arab yang enak di sini.  yg bersih dan mahal namanya Jumbo, lokasinya persis depannya RS Al Irsyad.  Terus dekat hotel kemadjuan, ada RM Yaman dan sampingnya ada satu lagi.  tapi dua duanya gak mampu menjaga kualitas masakannya.  Kadang enak, kadang bikin semburat.  Hahaha …Ddapur juga rungsep.  Ada lagi madinah, yg ini makanannya rasanya konsisten dan enak.  Buat yg ke rumah makan arab ini, yg gue bilang die die must try sih, kambing oven.  Abis itu kebuli dan nasi tomatnya, bolehlah.  Kalau mau rumah makan arab yang bersih juga, selain Jumbo, pilihannya di depot Ampel di jalan Ondomohen.


Kalau iseng cari susu kambing dan martabak juga banyak. ada yoghurt kambing juga.  mau ?

Hoopla: Outbound !

Sudah dua tahun nih, kantornya papabonbon nggak pergi outbound.  alokasi dana outbound menguap begitu saja, dan kita orang, stress begitu saja ngurusi pekerjaan. sayang kan, kalau manfaat tidak di dapat, sisa cuman capeknya saja. Jadilah tahun ini kita rada niat buat ngejadiin yang namanya dolan, leha leha dan males malesan dengan di support perusahaan.  haha !

lokasi : Batu- Malang-hotel boutique Kampung Lumbung.

enjoy !

Imlek Festival

Here we go : Imlek Festival.  Again.   dan sekaligus perayaan kalau ini tahun kedua bermain kamera manual. 😀

Perayaan Imlek kali ini papabonbon lalui dengan perasaan aneh.  memotret tentu, tapi disela sela, meluangkan waktu di antara berbagai target lain.   Dari thesis yang mangkrak, appraisal tahunan, bulan depan national conference di Jkt yg gitu deh, exhausted, dan di saat yang sama sedang berburu rumah kontrakan yang baru.

Memotret saat Imlek ini membuat papabonbon tercenung, sekaligus menghibur diri, karena sesaat lepas dari himpitan masalah ini dan itu yang datang setiap hari.  Yah, kira kira gitu deh, curhat colongannya.  😀  Pastinya, memotret kali ini juga rada beda dengan ketika berusaha memotret suasana imlek tahun lalu.  Bedanya karena sudah ngerti angle dan suasana di dalam kelenteng.  Jadi menyesuaikan dirinya sudah jauh lebih enak.  Nggak kaget.  hehehe 😀

Yang perlu dipuji,  sebenarnya adalah karena komunitas Budha/Tionghua tidak memandang aneh ketika kami, para fotografer hobbiest ini berbaur dengan mereka, memotret aktivitas mereka.  Kami juga merasa nyaman meliput kegiatan di sekitar vihara atau kelenteng.  Suasana cari dan nyaman ini sebenarnya juga dirasakan di Bun Bio, Hok An Kiong ataupun Vihara Sanggar Agung Kenjeran.

Papabonbon menulis rasa nyaman di atas, karena hal ini sering nggak disadari dan di ekspresikan.  padahal, menurut papabonbon, ini penting.  Lha, kita motret di mall saja, dikejar satpam, memotret di tempat ibadah lain, mungkin anggah ungguh nya juga cukup ribet.  Jadi, kenyamanan memotret imlek, itu harusnya dikategorikan sebagai berkah.  Iya ndak, sih ?  😀  Dan karena itu, perlu lah di apresiasi sewajarnya.

Pasang dua hasil jepretan deh.

Remembrance 10 November 1945

10 november 1945

itu waktu 67 tahun yang lalu.  Masa merdeka kita, negeri ini, telah melampau waktu yang bisa menghasilkan tiga generasi.

67 tahun yang lalu

  • seorang jenderal Inggris, berkubang nyawa di tengah amuk arek Suroboyo
  • bendera merah putih biru, bendera belanda yang dikibarkan di hotel Yamato oleh sisa sisa walanda di negeri ini, direbut, disobek, dan dikibarkan sebagai bendera merah putih

http://id.wikipedia.org/wiki/Insiden_Hotel_Yamato

http://id.wikipedia.org/wiki/Peristiwa_10_November

 

Hunting Lowlight & Slowspeed di Taman Remaja Surabaya

Dimana hunting foto kalau malam di Surabaya ?

Tempat yang asik ya, tempat yang banyak lampunya donk.  Coba deh, disebut,  Icon kota Suro dan Boyo di go skate Gubeng atau di depan KBS, terus Siola yang sekarang ini ngejreng magrong magrong, plus Taman Remaja Surabaya di Kusuma Bangsa.  atau ada yang mau motret kota dari atas.  bercity scape ria ? yang ini papabonbon belum pernah je.  huhuhu.

Taman Remaja ? namanya serasa jadoel, hehehe … mungkin konsepnya rada rada ke orang pacaran atau tempat mainnya anak usia SD – SMP kali yah.  Taman bermain yang jaya jayanya tahun 80an sepertinya.  Soalnya konsepnya rada rada jadoel juga sih untuk ukuran jaman sekarang.  Tapi kalau pingin motret merry go round dengan lampu dan kuda kudaan yang bergerak cepat, atau roller coaster dengan lampu lampunya, di Taman Remaja inilah tempatnya.

papa bonbon bersama teman teman penggemar analog, komunitas fokususu dan tamu kehormatan dari komunitas pentax minggu lalu menikmati memotret hunting lowlight dan slowspeed di Taman Remaja ini. Tempatnya asik, tiket masuk 10 ribu, parkiran cukup nyaman, dan yang paling penting, buka sampai jam setengah sebelas malam.  eaaa. keren.

Hanya sayang ada gangguan.  Yang sejatinya yang perlu ijin (dan mungkin bayar) adalah kegiatan pre wedding dan kegiatan sekolah, kita didatangi dua orang (sepertinya orang marketing) yang meminta kita datang ke kantornya dan meminta kita menghapus foto kita dengan dalih takut dikomersialkan.  wtf !!!

suasana di kantor marketing Taman Remaja Surabaya, tempat kita disidang karena memotret di sana.

benar benar merusak mood, mengganggu kenyamanan, apalagi ternyata interupsi dilakukan tanpa dasar yang jelas. akibatnya ketika kita protes menanyakan peraturannya, mereka yang petugas tidak bisa menjawab.

  • kita minta formulir untuk pernyataan tidak akan mengkomersialkan foto (seperti di House of Sampoerna), ternyata mereka tidak punya
  • kita minta uang kita dikembalikan, dan kita akan menghapus foto dan pergi dari tempat itu, mereka juga tidak bersedia.

orang yang aneh.  eeaaaaa !  😦

 

yang pasti kerumitan semacam ini nggak ditemui ketika papabonbon memotret Siola.  Lancar jaya tuh, gak pakai didatangi satpam, ataupun pak pulis, kendati lokasi memotret persis di depan pos jaganya pak polisi.

Danbo Loves Film !

Beberapa waktu lalu, papabonbon dolan ke Magelang.  Kampus jaman sma dulu menjadi tempat tujuan.  Lewat magelang, tentunya ndak afdhol kalau gak mampir ke Jogja donk.  Jadilah, motret pakai film hitam putih dan lensa wide nikkor afd 18-35mm jadi saat saat yang paling dinantikan, hehehe 😀

Okeh, inilah dia penampilan gear yang dipakai.  jangan ketawa yah.  Gini gini naikong pilm lho, meskipun penampilannya modern.  hehehe … kan, pas terakhir dolan sudah bawa yang kokang, jadi yang sekarang ini gantian deh, yang sudah ada motor af juga diberdayakan.  gitu lho.  hehehe 😀

Yang dibawah ini papabonbon iseng motret sebuah prasasti di kampus.  kata kata yang tertera di prasasti ini, menurut beberapa orang mempunyai arti tersendiri buat mereka.  maklum, kampus ane unik.  disiplin militer, tapine sipil.  jadilah, orang yang hidup di sini kudu berdamai antara aturan yang ketat dan disiplin ala spartan, di saat yang sama dituntut untuk bisa memberdayakan akal dan kreativitasnya seluas luasnya.

btw, kampusnya papabonbon ini memang negeri penuh prasasti lho.  di bagian depan sekolah, di ruang yang besar banget yang bernama balairung pancasila malah ada tiga prasasti.  satu di depannya prasastinya pak Harto (salah satu presiden kita yang paling kontroversial, hehehe), terus ada prasastinya pak Moerdani di dalam balairung, terus di belakangnya, ada prasastinya pak try sutrisno.

overall, puas bangetlah ane karena cita cita memotret kampus lembah Tidar pakai film hitam putih kesampaian juga.  Film kodak BW400CN juga sangat memuaskan, detailnya dapat, dan hasilnya smooth.  mantep nih film.  nyucinya juga enak, soalnya diproses ala bw biasa bisa, diproses di studio dengan c-41 juga bisa.  Yang jadi masalah hanya satu, harganya mahulll.  hehehe 😀

 

 

 

Laporan Keuangan dan Komunikasi Politik

Jawa Pos hal. 2. Jum’at, 16 September 2011.  Lap Keuangan sebuah PTN di Surabaya.

# hebat.  kampus sudah publikasi laporan keuangan.  Transparan.  hebat !

Trivia :

# Mengapa yang ditampilkan adalah data smt I 2011 vs 2010.  Padahal yg 2011 hanya 6 bulan (dan belum di audit) sedangkan yg 2010 full satu tahun, jadi membandingkan data 6 bulan vs satu tahu jadi gak relevan, bukan ?.   Apalagi kita tahu, dana dari pemerintah banyak yang baru cair di akhir tahun.   harusnya yang diperbandingkan 2010 dan 2009.  2011 smt 1 ditampilkan bolehlah, tapi pembanding yg periodenya sama ada, pembanding untuk indikasi terkini ada.  kalau hanya 6 bulan vs 1 tahun, yah, gak cakep aja.

# Btw, kantor akuntan yang mengaudit milik salah satu dosen fakultas ekonomi bukan, yah ? Dunno juga. Ada yang bisa bantu info, kah ?

Ilustrasinya :

pengeluaran unair smt I-2011 = 200 M (6 bulan), tahun 2010 = 485 M (satu tahun), institusi ini ingin memperlihatkan kalau dalam 6 bulan pengeluaran dia kira kira sama dengan pengeluaran dia selama 6 bulan tahun sebelumnya (profil yg ingin diperlihatkan adalah : hebat, hemat atau biusa juga, lagi pelit nih buat dana mahasiswa dan operasional, secara kita lagi cancut taliwanda).

Lalu bagaimana dgn pendapatan ?  Tanya juga, mengapa pengeluaran tahun 2009 tidak ditampilkan ?  Jangan jangan selain pendapatan yg suka tiba tiba besar di akhir tahun, pengeluaran ternyata nggak kalah gedenya di akhir tahun.  Secara menghabiskan budget gitu, lho.

Pendapatan smt.1-2011 = 213 M (6 bulan, bayar spp dan uang gedung th.ajaran baru 2011 blm masuk tuh :p) sedangkan 2010 = 994 M.  Terlihat bahwa pendapatan 2010 jauh lebih besar daripada smt.1 2011.

Menurut saya, (bisa jadi sangat subyektif lho yah), nampaknya ini cara institusi untuk menggedor publik, “liat donk, kami butuh uang melalui spp mahasiswa baru. makin banyak “mungkin” makin baik”.   Padahal, peneriman tahun 2009 justru tidak ditampilkan. Terutama pos penerimaan Sumbangan Pengembangan (Pendidikan) yg dimunculkan 8.6 M sedangkan tahun lalu 89M.  total dana masyarakat smt.1 ini 81M sedangkan tahun lalu 230 M.  Terjun bebas lho dana partisipasi pendidikan dari masyarakat.  Hmmm.   Dari sudut pandang komunikasi massa : ini jelas komunikasi ke publik dengan special purpose. bravo !.

FYI : beberapa waktu belakangan ini, di institusi tersebut terjadi demo mahasiswa yang mengeluhkan uang kuliah yg mahal di institusi tersebut.   Jadi kalau sekarang di komunikasikan kalau, “liat tuh, tahun 2011 pendapatan kami terjun bebas, sementara pengeluaran tetap”. mosok sih alert seperti ini tidak : “ring a bell?”.  Jelas jelas ini untuk kick out demo kagak jelas dari depan batang hidung institusi yang bikin penerimaan institusi jadi seret bin mampet.

Secara tersirat, institusi ingin menyampaikan, “biaya pendidikan mahal, kami butuh tarik dana lebih banyak, dan demo tidak berguna itu sebaiknya berhenti saja“.

Mantap juga.  Sekali pukul, dua tiga pulau terlampaui.

Pulau Merah & Tambang Emas Tumpang Pitu

Di balik bukit ini, adalah tambang emas Tumpang Pitu.  Perusahaan INM mendapat lisensi menambang di sana.  rakyat banyak, juga beramai ramai membuat tambang tradisional, mengeruk kekayaan dari bumi nusantara.

So far, so good dengan gunung ini, eh ?  Langit biru, bukit hijau, laut jernih ?

Lima tahun lagi, masihkan anak anak bermain di sini ?

Masihkah senja semarak ini ?