Sebulan terakhir ini papabonbon mendapat kesempatan puter kayun ke beberapa kota yang dekat di hati papa. Malang, Surabaya, Bandung, Jakarta. Malang bersih tapi makin panas, Surabaya ada bagian kota yang baru dan kinclong, namun kota tuanya kumuh, jakarta kota tuanya sudah mulai dirawat, lha bandung yang dulu papabonbon anggap ciamik, kok sekarang nampak crowded dan kumuh betul.
Seminggu di Bandung membuat papabonbon bertanya tanya, wilayah dari stasiun kereta sampai cibaduyut kok penuh lokasi tua dan kumuh, sementara kalau kita nongkrong di BMC – Bandung Milk Centre suasana kolonial yang sudah di upgrade dengan sentuhan modern sungguh menyejukkan.
Sebuah kota disukai turis dan nyaman ditinggali penduduknya jika :
- enak buat jalan jalan
- pedestrian lebar, bersih, pemandangan kiri kanan enak dilihat
- aman
- udara dingin, minimal kalau panas seperti jakarta dan surabaya, pohon harus dijaga betul
- penduduk yang ramah dan banyak senyum, membuat kedekatan dan suasana aman dan nyaman makin menyatu
kesimpulan secara heuristik papabonbon sih :
- kebersihan dan taman kota, serta lalu lintas otomatis harus jadi perhatian dong ….
- penduduk harus diajak kampanye supanya bisa bersikap lebih ramah dan banyak senyum pada siapa pun. sesuatu yang sulit dilihat di wilayah kota tua surabaya huehhehehehe ….
- soale mau potret potret di kota tua surabaya, sendirian, berani gak ? kalau penduduknya jutek, dan kamera kita serasa tidak aman kalau dipakai jepret jepret ? huehehhee 🙂
Membandingkan diantara 4 kota tua, malang, bandung, jakarta, sby, beban paling berat di sby adalah : cuaca panas, kota tua masih kumuh, penduduk tidak ramah.
Kalau Bandung keuntungannya, udara dingin, makanan enak banyak, sudah terkenal sbg tempat pariwisata, gadis cantik cantik dan penduduknya ramah. Wisata Belanja dan Kulinernya sudah jelas punya pasar dan mampu memutar roda ekonomi. Yang masalah bagi Bandung, daya dukung kota kalah oleh kepadatan penduduk. Lihat saja, sampah menggunung, jalur pedestrian gak asik lagi, dan air PDAM makin susah mengalir ke rumah rumah. yo po ora.
Haiya … haiya …. 🙂 bagaimana nih jadinya dengan Surabaya ? 🙂
Selalu gitu ya pak.. Kalo udah terkenal enak, orang pada datang, akhirnya jadi gak enak lagi..
Saya paling inget Malang. Dulu Malang rasanya sepi dan enak. Tapi beberapa tahun ini, semenjak mal-mal dibangun dan perumahan-perumahan mewah bertebaran, Malang jadi sumpek dan panas..
Enak Jogja… JOgja.. dan Jogja…
Bandung memang ruar biasa…kecuali sabtu minggu saat semua orang jakarta rame2 liburan ke bandung..