Sharing Pandangan Pertama di Kuala Lumpur

dari mas Hendry 

Sekedar sharing…

Pas kemaren di KL, hari 1 conference dah dapet sajian menu “Rendang Bukittinggi”. Istri yang kebetulan pas hamil jadi mulai meradang teringat news akhir-akhir ini yg gencar memberitakan klaim Malay atas banyak produk kebudayaan Indonesia. Salah satu temen Indonesia yg baru kenal di forum dan kebetulan ngambil study di Uni Malaya menjelaskan bahwa memang ada daerah namanya Bukittinggi di sana, and kebetulan orang Malay juga doyan rendang. Istri masih aja gondok…

Pas pulang ke hotel (maklum seminarnya di hotel mewah, budget travel cuman bisa pake hotel kelas melati… :)), kita ngeliat banyak bus2 berseliweran dengan body ditempelin slogan “kempen penggunaan aksara Jawi” dari Ministry of Tourism (maksudnya campaign huruf Jawa), plus contoh tulisannya yg… kalo yg sekolah SD-nya di Jawa Timur/Tengah swear pasti bisa langsung ngebaca kalo itu “hanacaraka”. Kita jadi tertarik and nanya ke cab driver yg org “Bumiputera”, tuh maksudnya apaan yach? Si driver juga gak tahu maksudnya…. Dia juga gak pernah tahu kalo ada tulisan kaya begitu… :)) Istriku jadi kambuh lagi gondoknya!…

Malemnya pas jalan keluar balik ke Shangri-la buat ngikut Gala Dinner, eh iseng2 ngambil 1 brosur pariwisata dari Ministry of Tourism tentang salah 1 pulau yang -dipromoted oleh mereka- begitu exotic. Lagi2 kita jadi terkagum2… tuh pulau di brosur didandanin puu..eersiss Bali. Rumah2nya, patung-patungnya, n gak lupa… clothing cover yang di-wrapped over di statue and orang2 di foto yg lagi dance itu… motifnya kotak2 item-putih persis di Bali. Istriku jadi tambah gondok!…

Di gala dinner bertempat di Ballroom, kita disuguhi full-set of dinner yang consist of 9 different menus of Chinese cuisine!!!. Duduknya di round dining table begitu…. Dan yang paling awesome adalah… sajian gamelan dan tari-tarian khas Jawa di depan (tapi pake baju kurung model Melayu…) yang bikin suasana homey banget… (bule Amrik sebelahku gak abis2nya muji2 show & dishes-nya!!!). Tapi above all… rupanya istriku dah kesel sampe ubun2… dia jadi migrain and mual-mual (mungkin pengaruh hamilnya juga) gara2 sensi setengah mati seharian disuguhin hostile acquisition kebudayaan Jawa & Bali (Indonesia??) so dia milih ngajak pulang ke hotel dan gak ngabisin dinnernya, padahal baru menu ke-5 yang keluar (keluar menunya satu-satu…). Jadilah aku yang setengah gondok soalnya masih setengah kenyang…. :))

Salute buat mereka yang dah sukses mengkomersialisasi kebudayaan kita… Kapan ya giliran kita???…

baca juga :

http://rusdimathari.wordpress.com/2007/11/25/barongan-malaysia-bukan-reog-ponorogo

Iklan

24 thoughts on “Sharing Pandangan Pertama di Kuala Lumpur

  1. bon, kali ini gw dah bener2 kesel nih….kesel ngedenger cerita semacem di atas..ini beneran ato gak sih? kalo iya….kenapa sih gak ada tindakan dari hyang berwajib….bikin kek kampanye besar tentang segala budaya endonesah…bikin kek iklan-iklan tentang hal ihwal khas endonesah…..emang gag punya duit ya????emang pada kemana aja sih????emang duitna’ dipake apa sih????aduh please deh…..cepetan dunk bergerak babe!!!!!ntar keburu diborong tetangga sebelah tuh!!!!

  2. pelajaran buat kita semua, untuk lebih menghargai seni budaya kita. coba tanyakan kepada masyarakat kita, nggak usah yang terlalu muda, mereka-mereka yang sudah kuliah atau fresh graduate,
    apakah mereka masih mengenal congklak atau dakon, memainkan benthik, gobag sodor atau dam-daman/macanan,
    apakah mereka masih sering mendengarkan mocopat seperti pangkur, gambuh, kinanti, dandhanggulo,
    apakah mereka bisa sekedar membuat garis dan titik dengan cairan malam pada kain mori dengan menggunakan canthing,
    apakah mereka tahu alur cerita lakon carangan anoman obong, atau seto ngraman bismo gugur,
    apakah mereka pernah menikmati kesenian jathilan, cembengan, angguk atau ndolalak,
    apakah mereka pernah menabuh saron, saron peking, demung, atau bonang,
    apakah mereka bisa membaca honocoroko lengkap dengan pasangannya, taling tarung, layar, pepet, ngo lelet atau po ceret-nya
    masih banyak lagi khazanah budaya kita yang sudah tidak lagi dikenali oleh generasi muda kita.
    kita jangan hanya bisa marah dan menunggu negara lain untuk memelihara, memasyarakatkan dan kemudian mengklaimnya. terlepas dari dosa mereka dengan menggelapkan asal-usul budaya tersebut. mereka tidak akan bisa mengklaim seandainya budaya tersebut tumbuh subur, dan senantiasi dijaga, diuri-uri, dihidupkan, dan dikembangkan.
    saya sebagai putra jawa asli yang kebetulan saat ini tinggal di malaysia, marah terhadap perilaku malaysia yang main klaim seenaknya, tetapi sekaligus juga marah dan malu terhadap bangsa sendiri yang hanya bisa protes, tanpa ada usaha yang sistematis untuk melestarikan budaya bangsa sendiri.
    biarkanlah saya memulai dari diri saya sendiri, untuk mempelajari dan mengapresiasi budaya bangsa, mulai dari mocopatan sampai gending-gending, mulai dari bermain dakon sampai menari gambyong, atau mulai dari menulis jawa sampai melukis di atas kain batik. seandainya seratus bangsa di dunia ini mengklaim itu semua miliknya, namun sejatinya, hal itu tak akan pernah lepas dari jiwaku, dari pribadiku, sampai akhir nanti

    *sorry nih Ar, ngalor-ngidul gak karuan*

  3. Ya itu semua memang benar, saya dulu adalah Alumni UKM Malaysia.. cuma kita ngk tahu harus bagai mana?? yang sebenarnya adalah: mereka tidak memiliki kebudayaan sama sekali. Melayu berasal dari Riau (bukanyya Indonesia lagi) dan penyambutan PM ke johor dgn Kudalumping en reog (jawa) trus barongsai (cina) asli Malaysia tidak ada sama sekali..

  4. Ping-balik: Indonesia-Malaysia Diadu Domba? « Revolusi Sains Indonesia

  5. Kita ini memang selalu dijahili tetangga, gak yang dibarat laut gak tenggara. Makanya sebagai bangsa kita harus periksa dan perbaiki diri.

  6. Salam gondok juga dari saya yang tiap hari gondok di Kuala Lumpur, bukan saja oleh perampokan budaya, tapi juga oleh pengekploitasian TKI.
    Tapi sekedar meluruskan informasi, kempen penggunaan aksara Jawi itu bukan aksara jawa, tetapi aksara arab. Kalau di Jawa namanya arab pegon. Sebelum aksara latin diperkenalkan, aksara yang digunakan di nusantara adalah aksara jawi (arab pegon). Aksara jawi bukan saja digunakan di Indonesia saja, tetapi juga Malaysia, Brunei, Philipina (kerajaan Sulu), dan Thailand (kerjaan Pattani).

  7. aksara jawi di malaysia itu bukan hanacaraka maksudnya, tapi aksara arab yang ditulis dengan gaya melayu, kalo ke pondok2 salaf di jawa masih banyak yang pake nih, tulisannya arab, tapi mbacanya bahasa jawa, di malaysia mbacanya bahasa melayu, ada korannya ko, tiap hari minggu, jadi ini bukan tulisan jawa seperti yang digondokin istri temen papabonbon

  8. boleh macam ni Indon di m’sia ??? … 🙂

    ===

    KOMPAS, Senin, 26 November 2007
    http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0711/26/utama/4024473.htm

    Polisi Pentungi Etnis India
    Sebagian Etnis China dan Melayu Dukung Aksi Protes

    Kuala Lumpur, Minggu – Polisi Malaysia mementungi dan menyemprot sekitar 10.000 pengunjuk rasa etnis India yang melakukan protes di Kuala Lumpur, Minggu (25/11). Pemerintah mengatakan, aksi itu harus dihentikan karena dapat makin memicu kebencian rasial di negara yang terancam perpecahan etnis.
    Aksi etnis India itu (yang mayoritas dari Tamil) bertujuan mendukung gugatan yang diajukan ke sebuah pengadilan di London pada Agustus lalu oleh organisasi bernama Kekuatan Aksi Hak-hak Hindu (Hindu Rights Action Force). Aksi protes juga mengecam diskriminasi yang dilakukan Pemerintah Malaysia.
    Kelompok itu menuntut kompensasi 4 triliun dollar AS (Rp 36.000 triliun) dari Inggris. Kelompok itu mengatakan, mereka dirugikan karena Inggris mendatangkan nenek moyang mereka ke Malaysia, yang kemudian diperlakukan sebagai budak dan dieksploitasi.
    Etnis India itu mengatakan, mereka telah dirugikan sejak Malaysia merdeka dari Inggris 31 Agustus 1957. Etnis India mengalami perlakuan diskriminasi serta banyak warganya kecanduan alkohol dan terlibat kejahatan.
    “Sekitar 50 tahun etnis India sudah terpinggirkan. Kami ingin menuntut hak yang dinikmati etnis lain,” kata M Kulasegaran, anggota oposisi di parlemen Malaysia. “Mereka tidak berhak menghentikan kami.”

  9. Ibaratnya binatang Malaysia lagi birahi-birahinya, nafsunya tidak bisa dihalang2i untuk menggagahi negara2 sekitarnya untuk menunjukkan rasa percaya diri dan harga dirinya. Malaysia sudah mulai berani menunjukkan kekuatannya (unjuk gigi -taring) ke negara-negara tetangganya.

    Dengan Indonesia, malaysia banyak melakukan tikaman2 dibelakang, juga tindakan yang secara kasar menyakiti hati, mencuri teritorial, pulau2, produk budaya, dan melecehkan martabat “negara serumpun”-nya itu. Tapi bagi kita tak perlulah kekasaran dilawan dengan kasar pula, entar kita setali tiga uang.

    Memang secara kasat mata Malaysia bernafsu melakukan gerakan intelijen, hal ini terungkap beberapa saat yang lalu dgn tertangkapnya barang2 kedutaan Malasyia yg berisi alat2 penyadap, alat2 spionase. Ada sinyalemen di malaysia melakukan gerakan intelijen sabotase ekonomi Indonesia, melakukan spionase ekonomi, industri dan investasi. Spionase itu diantaranya untuk men-sabotase masuknya investasi asing, merebut setiap prospek investasi asing agar berpindah ke Malaysia. Sudah berapa banyak perusahaan asing berpindah dari Indonesia dan relokasi ke Malasyia. Ironisnya perusahaan,perkebunan,pabrik2 relokasi itu di Malaysia memperkerjakan TKI kembali, jadi yang berpindah adalah lokasi, dan yg dpt keuntungan devisa, pajak, pertumbuhan ekonomi adalah malaysia.

    Namun perlu kita tengok di dalam negri kita sendiri tak kalah kacaunya. Semua perlu perhatian kita.

  10. Mbok yo biarin aja tho mereka memakai itu semua.. kan dah di bilang sama Bung tamim mereka ngk punya budaya.. kasian kan.. kita kan punya ratusan bahkan ribuan,, kasia aja lah 0,001 % budaya kita.. lol hehehe

  11. kalau ngomongin soal malon (malaysia bloooooooon) ngga ada habisnya, cape deh! mereka itu adalah sekumpulan hewan yang tidak punya percaya diri, sombong, okb, arogan, kampungan, noraks, pereks, hombreng , banci kaleng, kudisan, panuan, kuraps, lonte, pelacur,, mak lampir, udiks, kamse, bandot, kunyuk, katak dalam tempurung, bisanya cuma maling sia n ngerampok, u now babi berbulu domba ya itulah mereka, gue kalu udah dengar kata malon mual pengen muntah, kenapa sih ngga perang aja, 200 juta penduduk indonesia mati ngga apa2 asal seluruh orang malaysia ikut mati juga

  12. malingsia coba ngaca sejenak memiliki itu semua tak pantas karena mereka tau itu semua hasil curian dan bimbingan orang2 indonesia malingsia bs maju. coba pikir meskipun itu semua jadi milikmu yang telah kau curi dari indonesia, dalam maslah ini gw aga kecewa sebagai orang islam katanya malingsia termasuk pemeluk islam terbesar tapi malingsia bagaikan muka nabi hati piraun
    mungkin saudara2 gw seagama islam tau siapa itu piraun? maka janganlah bersaudara dengan malingsia karena mukanya muka nabi tapi hatinya hati piraun

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s