Belanja

Sejak minggu malam papabonbon sekeluarga merasakan tinggal di rumah Kenjeran. Mulai belajar menikmati suasana dan melarutkan diri dalam denyut nadi kehidupan di sini. Sepertinya sih, asik asik  kok orang sini.

Setelah hari senin dan selasa, mulai ada kebutuhan dan harus belanja. Awalnya kita menjelajah cukup jauh. Beli blender dan rice cooker kecil di Hartono Electronic di BG Junction. Besok besoknya mulai belajar kenal, main ke pasar [lokasi pasarnya dekat banget, dari depan gang paling 200 m saja].  Terbukti kalau untuk item item tertentu harga di Surabaya memang bersaing.

Pasarnya jam buka pagi dan sore hari. Siangnya pada tutup [ jam tidur siang, gitu loh sodara sodara …. 😀 ]. Jadi asik ajah, sebelum ke kantor bisa ngantar mamabunbun buat beli telur, beras, dan sayur sayuran, atau kalau nggak, sekalian sorenya setelah pulang kantor. Lucu yah, lagian asik lho bisa mengamati pasar. Perilaku pasar di tiap daerah seringkali spesifik, tergantung komunitas yang mendominasi. Di sini komunitasnya mayoritas madura, karena lokasinya yang arah ke Suramadu. Mungkin awalnya mereka banyak yang migrasi naik sampan dari madura yah … 😀

Asiknya nih, setelah pengamatan dua hari ini, nampaknya harga barang belanjaan di Surabaya memang relatif lebih murah. Contoh saja harga telur, di Bekasi sudah diatas 10,000 per kg, sementara di sini masih 8,800. Wortel kecil untuk sup, di Bekasi 500 rupiah hanya mendapat dua, di sini bisa dapat lima. Ikan cuek alias pindang, di Jakarta 1,500 rupiah hanya dapat dua ekor, di sini bisa dapat enam ekor – Empat besar, dan yang dua lagi kecil. – hehehe, harga wortel kok bisa kongruen dengan harga pindang yah –

Tapi kebalikannya, harga beras malah lebih murah di Jabodetabek. Beras yang kualitas biasa saja, di Bekasi harganya empat ribuan, di surabaya sini harganya 4,800. Sama sama di level end user lho yah.

I just wondering apakah lumbung beras di Karawang memang mampu menciptakan harga lebih bersahabat dibandingkan di Lamongan, ataukah karena di Jabodetabek sudah terlalu banyak intervensi pemerintah ya ? [operasi pasar itu lho …].  Pastinya kalau harga daging di daerah hampir sama dengan di Jakarta. Di sana per kilo 50 ribu, di sini masih 45 ribu.

Tapi salutnya, adalah harga ayam. Untuk kelas tukang sate ayam, disini sih tetap ada kok penjual yang satenya kelas super dan lumayan mahal. Satu porsi sepuluh tusuk bisa diatas 10 ribu, sama seperti di Jakarta. Tapi normalnya harga sate ayam di Surabaya sekitar 6,500. Bahkan tukang sate keliling di kompleks papabonbon hanya 4 ribu sahaja. Fantastis. Karena normalnya harga sate ayam di Bekasi adalah 8,500 dan harga paling miring yang papabonbon temukan di sana adalah 6,500 rupiah.  Sedangkan Jakarta seperti sudah di sebut mainannya sudah kelas 10 ribu [referensinya sate ayam di pojokan pasar Santa di blok M – maklum, tiap kursus perancis di CCF, suka mampir ke sini huehehehe].
Bagaimana dengan bebek goreng ? Di Bekasi harga normal adalah 15 ribu, dan pakai minum jadi 18 ribu. Di Surabaya, Dada plus Ati, dengan es jeruk dibandrol 11 ribu. Sementara harga paling miring yang ditemukan adalah 7,500 dan tetap dengan kualitas di atas bebek goreng di Jakarta atawa Bekasi.

Haiyaaah. Saking banyaknya penggemar bebek, rupanya bebek goreng di Surabaya ini sudah dalam tahapan economic of scale sebuah industri. 😀

12 thoughts on “Belanja

  1. bon, kalo harga gula, bawang putih, bawang merah, cabe kriting, kol rebonding, wortel tanpa daun, tomat brondol, ……..berapa? he..he..

  2. salah…bon “bebek” yang enak ya “b”nya. Coba kalau “bebek” nggak pakai “b” jadinya lha “eek” hu..aha…ha.. itu khan jokenya yang ada di tawasutra ANTV……

    bener khan mbak renny ???

  3. Waduhh hebat nian papabonbon, betapa bahagianya nyonya…punya suami yang mengerti harga kebutuhan barang pokok, jadi kalau ada kenaikan harga nggak protes.

    Ehh udah pindahan semua ke Surabaya ya? Semoga krasan ditempat baru..

  4. Alhamdulillah, akhirnya papabonbon resmi menjadi warga surabaya. ^_^
    Jadi klo dodit lagi liburan dan nyantai bisa maen ke-rumah papabonbon dunk???

    Semoga Surabaya bisa menjadi tempat tinggal dan tempat mencari nafkah yang nyaman.

  5. @ mbak Edratna :
    khawatir jadi suami pelit …. ^_^ soalnya, kalau lagi bokek, pelitnya suka keluar. kalau lagi ada duit, malah suka los .. 😀

    @ dodit :
    lha hiya, kapan nih mau mampir ?. btw, sampean mudik ke mana ? gak kemana mana ?

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s